
Post Date:
[:id]Pada Senin, 5 Februari 2024 di Ballroom Munir Gedung B Lantai satu berlangsung Acara Launching dan Bedah Buku yang bertajuk “Kasus Penculikan Bukan Untuk Diputihkan”, sebuah kolaborasi antara Al Araf, seorang dosen Fakultas Hukum, dan Tofik Pram, penulis dan editor yang kini mengelola situs berita independen, Samudra Fakta.
Buku ini menghadirkan catatan penting mengenai kasus-kasus penculikan aktivis yang telah mengguncang Indonesia. Lebih dari sekadar isu politik musiman, buku ini menjadi suara bagi mereka yang tak lagi bisa bersuara, mengingatkan bahwa perjuangan mencari keadilan harus terus berlanjut, hingga hak-hak korban dan keluarga terpenuhi.
Kegiatan ini merupakan hasil kerjasama antara kompartemen Hukum Tata Negara dengan YLBHI LBH Malang. Dimulai dari jam dua siang hingga jam lima sore, acara ini dibuka dengan sambutan dari Dekan Fakultas Hukum, Dr. Aan Eko Widiarto, S.H., M.Hum, dan dilanjutkan oleh Ketua Kompartemen Hukum Tata Negara, Ibnu Sam Widodo, S.H., M.H.
Setelah sesi pembukaan yang sarat makna, kegiatan dilanjutkan dengan sharing dan diskusi mengenai Kemunduran Demokrasi dan Matinya Hak Asasi Manusia. Beberapa pembicara terkemuka turut hadir, antara lain Suciwati, istri dari Munir Said Thalib, Dhia Al-Uyun, seorang akademisi dari FH UB, Utomo Rahardjo, Ayah dari Petrus Bima yang menjadi korban penculikan tahun 1988, dan Ken Swastyastu, perwakilan dari mahasiswa Women March Malang. Diskusi yang dimoderatori oleh Daniel A Siagian berlangsung efektif dan lancar, menggugah kesadaran akan pentingnya keadilan dan demokrasi yang sehat.
Tak hanya berisi diskusi serius, kegiatan ini juga diwarnai oleh hiburan musik dari TK Nol Kecil dan Kacaubung. Dengan kolaborasi bersama IMPARSIAL, acara ini dapat disaksikan secara langsung melalui kanal YouTube IMPARSIAL, memperluas jangkauan pesan keadilan dan demokrasi untuk semua lapisan masyarakat.
Penulis : Humas FH[:en]Pada Senin, 5 Februari 2024 di Ballroom Munir Gedung B Lantai satu berlangsung Acara Launching dan Bedah Buku yang bertajuk “Kasus Penculikan Bukan Untuk Diputihkan”, sebuah kolaborasi antara Al Araf, seorang dosen Fakultas Hukum, dan Tofik Pram, penulis dan editor yang kini mengelola situs berita independen, Samudra Fakta.
Buku ini menghadirkan catatan penting mengenai kasus-kasus penculikan aktivis yang telah mengguncang Indonesia. Lebih dari sekadar isu politik musiman, buku ini menjadi suara bagi mereka yang tak lagi bisa bersuara, mengingatkan bahwa perjuangan mencari keadilan harus terus berlanjut, hingga hak-hak korban dan keluarga terpenuhi.
Kegiatan ini merupakan hasil kerjasama antara kompartemen Hukum Tata Negara dengan YLBHI LBH Malang. Dimulai dari jam dua siang hingga jam lima sore, acara ini dibuka dengan sambutan dari Dekan Fakultas Hukum, Dr. Aan Eko Widiarto, S.H., M.Hum, dan dilanjutkan oleh Ketua Kompartemen Hukum Tata Negara, Ibnu Sam Widodo, S.H., M.H.
Setelah sesi pembukaan yang sarat makna, kegiatan dilanjutkan dengan sharing dan diskusi mengenai Kemunduran Demokrasi dan Matinya Hak Asasi Manusia. Beberapa pembicara terkemuka turut hadir, antara lain Suciwati, istri dari Munir Said Thalib, Dhia Al-Uyun, seorang akademisi dari FH UB, Utomo Rahardjo, Ayah dari Petrus Bima yang menjadi korban penculikan tahun 1988, dan Ken Swastyastu, perwakilan dari mahasiswa Women March Malang. Diskusi yang dimoderatori oleh Daniel A Siagian berlangsung efektif dan lancar, menggugah kesadaran akan pentingnya keadilan dan demokrasi yang sehat.
Tak hanya berisi diskusi serius, kegiatan ini juga diwarnai oleh hiburan musik dari TK Nol Kecil dan Kacaubung. Dengan kolaborasi bersama IMPARSIAL, acara ini dapat disaksikan secara langsung melalui kanal YouTube IMPARSIAL, memperluas jangkauan pesan keadilan dan demokrasi untuk semua lapisan masyarakat.
Penulis : Humas FH[:]