Post Date:
Malang, 18 Desember 2024 — Pusat Studi Peradaban dan Martabat Manusia (SatuADAM) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) terus menunjukkan komitmennya dalam mempromosikan nilai-nilai hak asasi manusia melalui berbagai program inovatif. Kali ini, bekerja sama dengan SEPAHAM Indonesia dan Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (BEM-UMM), SatuADAM menyelenggarakan Sekolah Human Rights Defender 2024. Program ini menjadi bagian penting dari Program Pengabdian Kepada Masyarakat Internal (PMII) UMM 2024.
Sebagai bagian dari rangkaian kegiatan, peserta Sekolah Human Rights Defender berkesempatan mengunjungi Museum Munir di Fakultas Hukum Universitas Brawijaya, Malang. Kunjungan ini diadakan pada hari Rabu, 18 Desember 2024, dengan dihadiri oleh sekitar 55 mahasiswa. Museum Munir, yang didedikasikan untuk mengenang perjuangan Munir Said Thalib sebagai pembela hak asasi manusia, menjadi tempat yang tepat untuk memperkuat wawasan dan semangat peserta dalam memperjuangkan keadilan dan kemanusiaan.
Dalam kunjungan ini, peserta mendapatkan paparan mengenai perjuangan Munir dan pentingnya upaya membela hak asasi manusia di Indonesia. Para mahasiswa tidak hanya diajak melihat artefak dan dokumentasi sejarah perjuangan Munir, tetapi juga berdiskusi bersama mengenai hak asasi manusia yang ada di Indonesia. Diskusi ini bertujuan untuk menggugah kesadaran kritis dan membekali peserta dengan pengetahuan mendalam mengenai tantangan dan peluang dalam advokasi hak asasi manusia.
Wakil Dekan bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan Kewirausahaan Mahasiswa, menyampaikan bahwa kunjungan ini dirancang untuk memberikan pengalaman langsung kepada mahasiswa dalam memahami perjuangan HAM di Indonesia. “Kami berharap kunjungan ini tidak hanya menjadi momen pembelajaran, tetapi juga menginspirasi para peserta untuk menjadi pembela hak asasi manusia di masa depan,” ungkapnya.
Selain kunjungan ke museum, Sekolah Human Rights Defender 2024 juga mencakup berbagai pelatihan dan diskusi tematik yang dirancang untuk membekali mahasiswa dengan keterampilan praktis dalam advokasi hak asasi manusia. Program ini diharapkan menjadi salah satu langkah strategis dalam memperkuat jejaring pembela HAM di Indonesia.
Dengan berakhirnya kunjungan ke Museum Munir, para peserta diharapkan membawa pulang semangat baru untuk terus belajar dan berkontribusi dalam membangun masyarakat yang adil dan bermartabat. Program ini menjadi bukti bahwa pendidikan dan kolaborasi dapat menjadi kunci dalam menciptakan perubahan positif di tengah tantangan zaman. (Humas FH)