Post Date:

Malang – Forum Komunikasi Mahasiswa Magister Ilmu Hukum (Forkom MIH) FH UB menggelar Alumni Interactive Talk bertemakan “Alumni Insights: Skill Development Through a Master’s Degree”. Kegiatan ini diselenggarakan pada Jumat, 15 November 2024, bertempat di Mimbar Demokrasi Gedung C FH UB.

Pembicara pada acara Forkom MIH ini yaitu Dr. Hanif Nur Widhiyanti, S.H., M.Hum. yang merupakan Dosen Fakultas Hukum Universitas Brawijaya, serta Imam Hidayat, S.H., M.H. yang bekerja sebagai Advokat sekaligus Sekjen DPN PERADI.

Alumni Interactive Talk ini dihadiri Dr. Yenny Eta Widyanti, S.H., M.Hum. selaku Ketua Prodi MIH FH UB Kampus Malang, serta dihadiri pula jajaran pengurus Forkom MIH Tahun 2024.

Saat menyampaikan sambuta pembuka, Dr. Yenny menilai acara Alumni Interactive Talk ini penting diselenggarakan untuk memberikan banyak perspektif rencana karir bagi seluruh mahasiswa Prodi MIH. Ia berharap ketika nantinya mahasiswa MIH sudah lulus mampu merencanakan karirnya dengan matang sesuai cita-cita profesi yang ditargetkan tiap mahasiswa.

“Saya mengapresiasi atas diselenggarakannya kegiatan Alumni Interactive Talk ini karena bisa menjadi wadah untuk bertukar pikiran dengan para narasumber yang luar biasa, terutama dalam menyiapkan karir pasca nanti akan lulus maupun ketika sudah lulus,” pungkas Dr. Yenny dalam sambutannya.

Ia juga mengucapkan terima kasih kepada jajaran pengurus Forkom MIH Tahun 2024 karena kegiatan ini merupakan program kerja terakhir.

“Tidak lupa saya selaku Kaprodi MIH juga mengucapkan banyak terima kasih karena kegiatan ini sepertinya program kerja yang terakhir dari Forkom MIH. Tentunya kerja keras dari teman-teman Forkom selama satu tahun terakhir sangat saya apresiasi karena juga beberapa kali terlibat dalam kegiatan di prodi MIH,” tambahnya.

Dandi Wijaya selaku Ketua Forkom MIH 2024 juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh narasumber karena akan memberikan pandangan positif bagi mahasiswa yang hadir pada kegiatan Alumni Interactive Talk. Harapannya kegiatan ini memberikan banyak alternatif pandangan terkait persiapan studi pasca kampus. Ia juga mengucapkan terima kasih atas dukungan banyak pihak sehingga acara Alumni Interactive Talk bisa digelar.

“Kami tentunya berharap apa yang disampaikan para narasumber nantinya memberikan pandangan kepada kami para mahasiswa MIH untuk mempersiapkan karir pasca studi. Mengingat setelah ini masa studi kami berakhir, dan tentunya perlu ada gambaran terkait kegiatan setelah lulus nantinya,” ucap Dandi saat memberikan sambutan.

“Terima kasih juga atas kolaborasi dan sinergi dari teman-teman Forkom sehingga acara ini nantinya bisa sukses dan lancar sampai akhir. Terima kasih juga kepada Bu Dr. Yenny selaku Kaprodi yang selama ini juga melibatkan kegiatan-kegiatan di program studi,” tambah Dandi.

Ketua Pelaksana Alumni Interactive Talk, Endrianto bayu Setiawan, juga menyampaikan sambutannya dan menilai acara ini menjadi penutup dari seluruh rangkaian kegiatan Forkom MIH selama satu periode.

“Acara ini menjadi kegiatan kerja kami di Forkom MIH karena sebentar lagi kami harus fokus menuntaskan kewajiban studi kami, dan dalam waktu satu semester lagi teman-teman prodi MIH akan mulai menyelesaikan studi S2-nya,” ucap Bayu dalam sambutannya.

Bayu juga menyampaikan pertimbangannya ketika memilih dua narasumber Alumni Interactive Talk terkait faktor profesi, pendidikan, dan keahlian dari tiap narasumber.

“Kami mengundang Dr. Hanif karena tentunya beliau merupakan akademisi yang kami rasa sangat profesional dan menguasai bidangnya sebagai Dosen di FH UB. Sehingga harapannya Bu Dr. Hanif bisa memberikan gambaran persiapan karir bagi mahasiswa MIH yang berkeinginan menjadi dosen ataupun peneliti,” ungkap Bayu.

“Sedangkan dari Pak Imam Hidayat, kami mempertimbangkan karir beliau yang berkecimpung di dunia praktisi sebagai advokat, pembela kemanusiaan, dan tentunya masuk di jajaran pengurus organisasi advokat,” tambahnya.

Sesi pemaparan dipandu oleh Tazkiya Lidya Alamri yang merupakan mahasiswa MIH sekaligus anggota Forkom.

Sebagai pembicara pertama, Dr. Hanif mengawali dengan ceritanya saat pertama kali menjadi dosen hingga harus menempuh studi doktoral ke Malaysia. Ia mengatakan profesi dosen itu tidak mudah, bahkan kewajiban akademik dan non akademik yang sangat banyak mengharuskan profesi dosen dianggap profesi yang mulia.

“Bagi teman-teman yang ingin menjadi dosen ataupun peneliti nantinya harus sudah mulai mempersiapkan dari sekarang. Teman-teman harus siap untuk menempuh studi hingga doktoral, dan saat sudah berprofesi sebagai dosen juga harus siap menjalankan kewajiban tri dharma perguruan tinggi, penelitian, pengabdian (masyarakat), dan mengajar,” ujar Dr. Hanif dalam pemaparannya.

Dr. Hanif juga berbagi tips supaya mahasiswa MIH menentukan konsentrasi peminatannya dalam hal spesialisasi hukum. Karena semakin tinggi jenjang pendidikan menuntut untuk memperdalam kajian ilmu hukum tertentu yang lebih spesifik. Menurutnya, hal ini akan memudahkan teman-teman untuk mempersiapkan karir kedepannya.

“Dosen dan juga peneliti di bidang ilmu hukum itu memiliki banyak area, sehingga untuk mempersiapkan karir yang spesifik juga harus disertai kemampuan analisis yang mendalam di cabang ilmu hukum tertentu,” ujarnya.

Dilanjutkan dengan pemaparan Imam Hidayat, S.H., M.H. yang membahas berbagai aspek tantangan dan persiapan karir ketika nantinya mahasiswa berkeinginan menjadi praktisi, utamanya advokat.

Imam Hidayat juga menceritakan persiapan karirnya yang memang tidak mudah. Menurutnya, untuk bisa mencapai titik karir yang lebih tinggi diperlukan kerja keras, bahkan pengorbanan. Ambisi untuk mencapai karir yang lebih baik harus dimulai sejak menempuh studi di bangku perkuliahan dengan mempelajari banyak hal yang memang perlu untuk diperbaiki. Ia juga menyepakati perkataan Dr. Hanif yang menyarankan supaya mahasiswa memiliki spesialisasi hukum tertentu.

“Belajar hukum itu terkadang mudah bagi yang serius mau belajar, tapi juga menjadi hal yang sulit kalau tidak dipelajari dengan serius. Kalian (mahasiswa) juga harus memiliki persiapan karir yang jelas, karena itu yang nantinya akan mengantarkan pada persiapan karir yang diimpikan,” ujar Imam.

Imam Hidayat juga berbagi tips supaya jangan ragu mencoba banyak hal baru ketika masih menjadi mahasiswa. Menurutnya, justru ketika masih menjadi mahasiswa itulah ada banyak persiapan untuk menentukan spesialisasi hukum apa yang menarik dan sesuai dengan passion.

“Kalau perlu harus punya persiapan karir untuk lima tahun, sepuluh tahun, bahkan lima belas tahun kedepan. Ini penting karena bekerja sebagai praktisi hukum seperti advokat itu terkadang ada keadaan yang tidak pasti. Itulah pentingnya memiliki kemampuan adaptasi yang harus tertanam sejak kuliah,” tambahnya. (bay/rma/Humas FH)